INFO Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

 



Jsatu - Batu Quran merupakan salah satu destinasi wisata religius di Kabupaten Pandeglang, Banten. Tempat wisata ini berupa kolam terletak di kaki Gunung Karang, tepatnya kurang lebih 300 meter dari kawasan wisata pemandian alam Cikoromoy, Desa Kadu Bumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Batu Qur’an merupakan tempat ziarah, disebut Batu Qur’an karena di tempat tersebut terdapat batu besar yang bertuliskan Al-qur’an, batu tersebut konon menghalangi atau menutupi sumber air yang terus keluar dari dalam tanah.

Konon lokasi di mana Batu Quran ini dahulu diyakini adalah pijakan kaki Syekh Maulana Mansyur ketika hendak pergi berhaji ke tanah suci, Mekkah. Dengan membaca basmalah sampailah beliau ke tanah suci, Mekkah tanpa melakukan perjalanan darat, laut ataupun udara.

Ketika Syekh Maulana Mansyur pulang dari Mekkah, dia muncul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan Banten, mata air tersebut memancur sangat deras, lalu beliau mengambil Al-qur'an untuk menghentikan laju mata air yang memancur deras tersebut, hingga akhirnya pancuran air tersebut dapat dihentikan  dan Al-qur'an tersebut berubah menjadi sebuah batu. 

Disamping bernilai wisata sejarah dan religi, para wisatawan lokal sangat menikmati kejernihan air kolam Batu Quran untuk mandi dan berendam di kolam yang dingin dan penuh dengan suasana tenang. 

Batu Quran terletak di Kampung Cibulakan, Desa Kadu Bumbang. Nama "Cibulakan" yaitu bahasa Sunda dari kata "ci" berarti "air" dan "bulak" berarti "pancar/memancar". Jadi Cibulakan berarti air yang memancar. Cibulakan berjarak kurang lebih 14 kilometer dari Pandeglang kota. 


SEJARAH KISAH AWAL BATU QUR'AN


Di dalam kolam ini ada batu dengan ukuran yang lumayan besar. Setidaknya ada 3 versi sejarah terbentuknya batu di dalam kolam ini. 

Namun yang paling terkenal yaitu tentang Syekh Maulana Mansyur. Beliau adalah salah satu ulama Banten yang terkenal pada abad 15 Masehi. Tempat batu itu dipercaya masyarakat setempat awalnya adalah pijakan Syekh Maulana Mansyur ketika beliau akan pergi ke tanah suci untuk berhaji. 

Cerita yg berkembang hingga sekarang, saat itu beliau membaca basmalah, lalu sampai di Makkah tanpa melakukan perjalanan darat. 

Lantaran pergi dari area itu, kepulangan beliau juga muncul di situ. Namun, kemunculannya kembali bersamaan dengan air yang terus mengucur tiada henti--dulu, warga sekitar pernah meyakini itu air zam-zam. 

Lantaran hal itu Syekh Maulana Mansyur berusaha menghentikan kucuran air tersebut. 

Beliau bermunajat kepada Allah SWT dengan salat dua rakaat di dekat kucuran air. Setelah itu beliau mendapat petunjuk supaya menutup kucuran air itu dengan Al-Qur’an. Akhirnya, atas izin Allah SWT kucuran air pun berhenti dan Al-Qur'an itu berubah menjadi batu. Sampai sekarang batu itu disebut Batu Qur'an.

Air kolamnya ini sangat jernih sekali. Disini, boleh berendam, mandi, atau berenang di kolam ini, tapi jangan/dilarang kencing ya di kolam ini.



0 Comments:

Responsive

Ads

Here