INFO Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

 


Jsatu - Beberapa Alasan Kenapa Keraton Majapahit sampai sekarang belum diketemukan lokasi tempat bekas Kerajaan besar di Nusantara itu?

Sering bahkan ada banyak orang yg bertanya2 mengapa keraton Majapahit tidak ada yg  menemukan bekasnya seperti Ratu Boko?

Semoga yg bertanya ini tidak terburu2, atau mau menyindir keberadaan keraton Majapahit ini ada benar atau tidak.

Kerajaan Majapahit tentu ada, banyak bukti otentik yg mendasarinya, mulai dari situs bangunan, catatan asing, lontar, dan berbagai peninggalan lain. Bagi yg pernah ke Trowulan susah untuk menyangkal bahwa Majapahit itu benar2 pernah berdiri Megah di Jawa Timur ini.

Hanya saja sampai sekarang yg jadi masalah cuma masalah seberapa luas wilayah dan kekuasaannya. Tentang hal ini sudah banyak literatur literasi yg beredar dan tersebar.

Pada tulisan ini kita fokus pada keraton majapahit yg hilang? Mengapa bisa demikian?

Jawabannya ayo kita lihat lagi sejarah, bukti dan ilmunya. 

Keraton Ratu Boko tidak hancur total dan masih ada sampai sekarang, karena materi bagian dasarnya terbuat dari batu andesit.

Itu alasan yang pertama.

Alasan kedua, Ratu boko bukan pusat kerajaan yg kalah atau diserang kerajaan lain.

Alasan ketiga, selain dasar bagian andesit, keraton ratu boko tidak meninggalkan apapun kecuali puing2.

Berbeda dengan kerajaan majapahit. Di era ini, kebanyakan bangunan menggunakan batu bata merah. Jadi tentu tak sekuat andesit. 

Hal inilah mengapa di Trowulan tak ditemui keraton, kecuali komplek kedaton dengan sumur upas dan kumpulan umpak. Serta candi2, gerbang bajang ratu dan segaran tentu saja. Dari fakta ini saja, sudah menguatkan kalau keraton Majapahit pernah megah berdiri.

Selain itu, Majapahit kan sudah bukan lagi menjadi kerajaan ketika Demak berdiri. 

Terlepas Majapahit ditaklukkan atau Brawijaya terakhir pergi, ada kebiasaan bahwa keraton harus dihancurkan. Jika ada bagian2 yg terpakai, itu akan dipindah ke tempat yg baru.

Contoh ini bisa dilihat dari beberapa pilar pendopo agung Majapahit di bawa ke Demak, menjadi bagian dari masjid Agung Demak.

Begitupun saat Demak kalah, keratonnya juga hilang tanpa bekas. Pajang pun tak jauh beda. Menyusul Panembahan Senopati, Mataram Islam di kota Gede, hanya menyisakan masjid, makam, dan watu gilang.

Keraton Sultan Agung pun hilang di Plered, hanya menyisakan beberapa umpak. 

Selain keraton, begitu pula pada situs pesanggrahan. Begitu ada pesanggrahan baru, maka pesanggrahan lama hanya jadi puing. 

Padahal Keraton Ratu Boko secara umur usia jauh lebih tua dibandingkan dengan Majapahit



0 Comments:

Responsive

Ads

Here